(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Review Drama Mr Queen (2020) 철인왕후 Playboy Kawakan Terjebak di Dalam Tubuh Ratu Korea
Oleh Nabil BakriSkywalker Hunter
Review berikut menggunakan gambar/foto milik pemegang hak
cipta yang dilindungi doktrin fair use. The following review utilizes
copyrighted pictures under the doctrine of fair use.
Genre : Komedi
Romantis—Fantasi
Rilis : 12 Desember 2020-14 Februari 2021
Episode : 20
Sinopsis
Jang Bong-hwan adalah seorang chef playboy yang sukses—ia senantiasa membuat menu andalan untuk para pejabat karena ia bekerja sebagai chef di istana negara Korea [Blue House]. Namun karena ada intrik di dalam lingkar pegawai istana negara, Han Pyo-jin yang licik menjebak Bong-hwan dengan menyabotase masakannya untuk tamu penting dari Jepang. Karena tamu ini sangat suka ikan tanpa duri, Bong-hwan dengan seksama menghilangkan semua duri dari masakannya. Namun, Pyo-jin merencanakan sabotase dengan cara meninggalkan kail pancing di dalam masakan itu. Alhasil, Jang Bong-hwan dituding melakukan tindak kriminal. Saat menghindar dari kejaran detektif kepolisian, Bong-hwan jatuh dari apartemennya dan tenggelam di kolam. Ketika sekarat di dalam air, Bong-hwan melihat arwah seorang wanita berpakaian era dinasti Joseon. Ternyata, arwah Bong-hwan kembali ke masa lalu dan menyusup ke dalam tubuh wanita itu yang ternyata merupakan Ratu dinasti Joseon yang bernama Kim So-yong. Di saat yang bersamaan dengan tenggelamnya Bong-hwan, ternyata tepat dua ratus tahun sebelumnya Ratu So-yong menenggelamkan dirinya di danau istana. Secara ajaib Bong-hwan bisa kembali ke zaman dulu namun terjebak di dalam tubuh Kim So-yong.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Bong-hwan
yang merupakan seorang playboy merasa sangat malu dan senantiasa bertingkah
aneh karena tidak biasa menjadi perempuan. Pihak istana yang mengamati
perubahan sifat Ratu menduga bahwa keanehan Ratu adalah dampak dari tragedi
tenggelamnya Ratu yang membuatnya sekarat. Berbekal sedikit pengetahuannya
tentang sejarah, Bong-hwan mulai mempelajari struktur sosial di dalam istana
dan mendapati bahwa Raja Cheoljong, suaminya, adalah raja lemah yang
dikendalikan oleh Ratu Janda Sunwon dan Pejabat Kim Jwa-geun yang berasal dari
klan Andong Kim. Bong-hwan juga menyadari bahwa Raja Cheoljong sama sekali
tidak mencintai Kim So-yong dan lebih memilih selir istana yang bernama Jo
Hwa-jin. Mengetahui bahwa istana dipenuhi intrik dan usaha saling menjatuhkan,
Bong-hwan memilih untuk berpihak pada yang terkuat yakni Ratu Janda. Dengan
bakat memasaknya dan pengetahuan obat era modern, ia memasak berbagai macam
menu dan membuatkan ramuan kecantikan untuk Ratu Janda yang terobsesi pada
kecantikan dan sangat takut menjadi tua. Karena sangat senang dengan pemberian
Bong-hwan [alias Kim So-yong], Ratu Janda menjadi lebih perhatian kepada Kim
So-yong dan posisi So-yong pun semakin kuat—Ratu Janda bahkan tidak mau lagi
makan masakan chef istana dan hanya mau makan masakan Kim So-yong.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Dalam
masa-masa pertamanya di dinasti Joseon, Bong-hwan tidak betah menjadi wanita
dan senantiasa mencari cara untuk kembali ke masa modern. Ia bahkan mencoba
menenggelamkan drinya sendiri beberapa kali supaya bisa kembali. Namun seiring
ia berusaha dan seiring waktu berjalan, Bong-hwan semakin terbiasa dengan
fisiknya yang baru dan semakin peduli dengan masa depan kerajaan. Ia yang
awalnya sangat membenci Raja mulai membantunya dalam urusan negara. Raja pun
yang awalnya membenci Kim So-yong [bahkan berniat membunuhnya] mulai membuka
hatinya. Ketika kenangan masa lalu Kim So-yong kembali, Bong-hwan menyadari
bahwa salah satu alasan Kim So-yong menenggelamkan diri adalah karena Raja
Cheoljong menolak untuk berusaha mencintainya. Bumbu perseteruan cinta antara
Raja Cheoljong, Selir Jo Hwa-jin, dan Ratu Kim So-yong semakin pedas ketika Kim
Byeong-in, putera angkat pejabat Kim
Jwa-geun yang sejak dulu menyimpan cinta kepada So-yong, ikut masuk ke dalam
istana dan berpartisipasi dalam beragam intrik konspirasi yang dikendalikan
oleh ayah dan klan/keluarganya.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
01 Story Logic
Film
ini secara konsisten dikategorikan sebagai Komedi Romantis dan Sageuk [Historical Drama] secara
bersamaan. Namun, film ini juga memiliki unsur Fantasi. Sebuah film atau serial
memang bisa menggabungkan beberapa unsur dari genre yang berbeda [bahkan nyaris
semua cerita di dunia ini adalah gabungan dari dua atau lebih unsur genre yang
berbeda], namun kita harus melihat apakah antar unsur ini saling bertolak
belakang atau tidak. Sebuah cerita komedi boleh jadi mengambil latar waktu dan
tempat di masa lalu [latar historical], namun hanya karena menggunakan latar
sejarah bukan berarti komedi itu masuk ke dalam genre Historical Drama. Hal
yang sama berlaku juga bagi Fantasi, hanya karena sebuah kisah fantasi
mengambil waktu kejadian di abad pertengahan, bukan berarti ceritanya otomatis
masuk kategori Historical Drama. Sekarang kalau kita balik, sebuah Historical
Drama bisa saja menggunakan unsur Komedi dan Fantasi, namun itu tidak
menjadikannya sebagai sebuah Historical Drama Komedi atau Fantasi. Dalam kasus
Mr Queen, unsur genre yang digunakan yakni Komedi Romantis, Historical, dan
Fantasi, saling bertolak belakang. Apalagi, seri ini menggunakan konsep
“penjelajahan waktu” secara harfiah yang umumnya merupakan wilayah kekuasaan
Fiksi Ilmiah [namun bukan berarti drama ini Fiksi Ilmiah, bukan?]. Komedi
Romantis bukanlah sebuah Drama Romantis atau Komedi saja. Jika mau menceritakan
kisah yang serius dan mendalam dengan konsekuensi yang benar-benar signifikan
dan nyata, ambil saja jalur Drama Romantis dan padukan dengan Historical.
Komedi Romantis, salah satu kekhasannya, adalah negasi dari keseriusan
Drama Murni karena Komedi Romantis adalah Drama yang dibuat semanis mungkin
sehingga sangat ringan dan penonton akan merasa terhibur tanpa merasa terlalu
terbebani dengan persoalan yang dialami oleh karakternya.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Jika
Mr. Queen adalah sebuah Komedi Romantis, maka logikanya tidak masuk akal karena
ada banyak sekali poin cerita yang teramat serius dan menimbulkan konsekuensi
yang sangat serius pula—bahkan menyangkut nyawa. Tetapi jika dimasukkan dalam
Historical Drama, ceritanya juga tidak logis karena terlalu konyol. Mengangkat
kisah sejarah dengan konsep komedi yang dipadukan dengan perjalanan waktu sudah
berkali-kali dilakukan misalnya dalam film Back
to the Future dan seri Dr. Who—keduanya
adalah Fiksi Ilmiah. Meskipun Marty McFly dan Dr. Brown kembali ke era koboi, Back to the Future tetap saja bukan film Historical. Dengan logika
ini, review ini menolak untuk memasukkan Mr. Queen sebagai sebuah Historical
Drama. Review ini akhirnya mengalami kesulitan karena jika seperti itu, seri
ini masuk ke dalam Limbo atau area
ambigu seperti colokan listrik dalam film Wreck-it-Ralph.
Mau dimasukkan ke mana? Historical Drama tidak pas karena ceritanya terlalu
ringan dan memadukan cerita Fantasi yang tidak ada dalam sejarah [setidaknya
dalam legenda], Komedi Romantis juga kurang pas karena narasinya tergolong
rumit dan konsekuensi tindakan karakternya terlalu besar. Namun keputusan harus
dibuat dan dengan menimbang poin-poin yang sudah dibahas, review ini akan
menilai Mr. Queen dengan standar Komedi Romatis—Fantasi. Dilihat dari genrenya,
drama ini tidak logis.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Sebetulnya
konsep seorang laki-laki masuk ke tubuh perempuan dan sebaliknya itu sudah
biasa terutama dalam cerita Asia karena ada ajaran reinkarnasi. Orang yang
dulunya laki-laki bisa terlahir kembali sebagai perempuan, bahkan bisa menjadi
binatang. Dalam Kitab Mahabharata, ada Srikandi yang terlahir sebagai perempuan
namun berubah kelaminnya menjadi lelaki karena dendam lama di kehidupan yang
sebelumnya untuk membunuh musuh besarnya. Di dalam legenda Ular Putih, ada
istilah Cultivation—bersemedi yang
dapat mengubah wujud fisik. Xiaoqin, Siluman Ular Hijau, melakukan tapa untuk
memiliki wujud manusia laki-laki sebelum bertemu dengan Bai Suzen sang Siluman
Ular Putih. Jadi sebenarnya konsep jiwa dan raga yang berbeda sudah logis jika
dilihat dari genre Historical dan/atau Supranatural. Tetapi Mr Queen tidak menggunakan
konsep yang sama dan malah menarik orang dari masa depan ke masa lalu tanpa
penjelasan yang memadai. Selain dari permasalahan konsepnya yang tidak masuk
akal, karakter dan perilaku tokoh di drama ini juga tidak masuk akal: Ratu
Janda sikapnya terlalu ceroboh dan konyol untuk menjadi sosok yang bisa
mengendalikan Raja Ceholjong. Keamanan istana juga pasti keamanan terburuk
sedunia karena Raja dan Ratu bisa menyelinap keluar semudah jajan cilok di ruko
sebelah tetapi di saat yang bersamaan mereka mampu menangkap sumber penyebar
hoax padahal social media belum ditemukan sehingga polisi belum bisa
menyelidiki akun Twitter tersangkanya.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
02 Story Consistency
Seperti
biasa, jika logika ceritanya tidak masuk akal maka konsistensi ceritanya akan
terganggu. Drama ini dibuka dengan adegan zaman modern di mana tokoh utamanya
terjebak di masa lalu. Kemudian, tokoh utama ini berusaha keras kembali ke
zaman modern. Namun konsep ini hanya bertahan sebentar. Sebelum misterinya
terjawab: bagaimana dia bisa kembali ke masa lalu [kenapa ke era itu, kenapa
harus Kim So-yong], dan bagaimana cara dia bisa kembali ke masanya, fokus
ceritanya sudah beralih ke lain hal. Dengan demikian, konsep genre Fantasi di
dalam drama ini sebetulnya juga tidak diekplorasi dengan baik. Selain itu,
99,9% ceritanya berfokus pada masa lalu. Hal ini tentu aneh karena permasalahan
sebenarnya di masa modern juga perlu diungkapkan. Apakah drama ini bertujuan
menggali bagaimana Bong-hwan akhirnya bisa mengubah sifatnya, atau bagaimana
Kim So-yong mendapatkan takhta dan lelaki yang dicintainya, atau keduanya, atau
sesuatu yang lain? Jika ini merupakan sebuah Komedi Romantis, mestinya memang
tidak ada hal terlalu mendetil yang dibahas [latar era Joseon hanya sebatas
latar menceritakan percintaan tokoh utamanya dan tokoh lainnya di kerajaan
hanya tokoh sampingan yang sambil-lalu saja]. Namun karena drama ini ternyata
cukup serius, ada banyak poin yang harus digali dan dijelaskan [tokoh di
kerajaan bukan hanya tokoh sambil-lalu]. Drama Mr Queen menunjukkan seolah-olah
adegan era modern sama sekali tidak penting. Padahal bisa saja drama ini
menyisipkan adegan modern sebatas melihat bagaimana kondisi terkini Bong-hwan
dan apa rencana selanjutnya dari musuhnya. Bisa juga disisipkan perubahan apa
saja yang terjadi di era modern setiap kali Kim So-yong melakukan tindakan yang
mengubah sejarah. Dengan demikian, porsi ceritanya akan lebih seimbang.
Apalagi, penonton tidak diberi tahu apa yang terjadi pada arwah Kim So-yong dan
kenapa arwahnya tidak masuk ke dalam tubuh Bong-hwan.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
03 Casting Choice and Acting
Sebetulnya
secara umum pemilihan aktor dalam drama ini sudah baik. Namun pemilihan Shin
Hye-sun sebagai Kim So-yong kurang tepat. Aktris ini sangat terampil dan bisa
memerankan seorang perempuan tomboy dengan sangat baik, jadi permasalahannya
bukan pada kemampuan akting aktrisnya tetapi pada pemilihannya. Karena drama
ini ingin menunjukkan betapa bingung, takut, terkejut, dan canggungnya seorang
lelaki playboy yang jiwanya terjebak di dalam tubuh seorang wanita, mestinya
justru aktris yang lebih feminin yang dipilih karena akan meningkatkan kadar
keseriusan situasinya dan menjadi tantangan tersendiri: bagaimana seorang wanita
yang sangat cantik dan sangat feminin berperilaku maskulin [wajah dan
perilakunya sangat bertolak belakang]. Hal ini akan mendukung reaksi terkejut
dari orang-orang istana karena mereka melihat betul perbedaan yang terlalu
besar antara Kim So-yong yang dulu dengan yang sekarang. Permasalahan lain
adalah fakta bahwa Kim So-yong tidak hanya cocok berpenampilan tomboy, namun
tingkah lakunya memang sudah cenderung tomboy bahkan sebelum Bong-hwan masuk ke
tubuhnya. Pemilihan Kim Tae-woo sebagai Kim Jwa-geun juga kurang pas karena
sosoknya kurang intimidatif. Padahal, karakternya adalah pria paling berkuasa
di istana. Pemilihan aktor yang lebih intimidatif akan memudahkan laju
ceritanya karena penonton langsung tahu dari segi visual bahwa dia ini karakter
jahat. Penyederhanaan semacam ini mestinya bisa dimaklumi dalam sebuah Komedi
Romantis.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
04 Music Match
Tidak ada
keluhan di pemilihan musik. Hanya saja, musik yang dipilih sering diputar pada
momen yang tidak tepat terutama pemilihan lagu pop dengan lirik bahasa Inggris.
05 Cinematography Match
Tidak
ada keluhan dalam poin sinematografi.
06 Costume Design
Tidak
ada keluhan dalam poin pemilihan kostum.
07 Background/Set Match
Tidak
ada keluhan dalam pemilihan latar belakang.
08 Special and/or Practical Effects
Tidak
ada keluhan dalam penggunaan efek komputer. Drama ini dipresentasikan dalam
format Full Screen, pilihan yang baik untuk sebuah Komedi Romantis.
09 Audience Approval
Mayoritas
penonton memberikan respons yang positif untuk drama ini.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
10 Intentional Match
Drama
ini berhasil menarik minat penonton dan terbukti angka penontonnya senantiasa
merangkak naik. Meskipun drama ini belum bisa menjadi sebuah Komedi Romantis
atau Historical Drama yang baik sesuai korior genrenya, namun sepertinya bukan
itu tujuan dibuatnya drama ini. Mr Queen dibuat untuk menyajikan cerita yang
bisa diterima penggemar K-Drama secara umum dan menjual nilai visual dari
penggambaran dinasti Joseon.
ADDITIONAL CONSIDERATIONS
[Lima poin tambahan ini bisa menambah dan/atau mengurangi
sepuluh poin sebelumnya. Jika poin kosong, maka tidak menambah maupun
mengurangi 10 poin sebelumnya. Bagian ini adalah pertimbangan tambahan
Skywalker, maka ditambah atau dikuranginya poin pada bagian ini adalah hak
prerogatif Skywalker, meskipun dengan pertimbangan yang sangat matang]
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
01 Skywalker’s Schemata
Saya
tidak menyukai drama ini. Meski demikian, bukan berarti saya bisa seenaknya
menjatuhkan drama ini karena toh ada banyak poin yang berhasil diraih drama ini
dengan baik. Nah, alasan saya tidak menyukainya adalah karena genre drama ini
ambigu dan alur ceritanya kurang konsisten. Saya juga tidak menyukai susunan
pemainnya. Adegan-adegan kebingungan seksual tokoh utamanya memang terkadang
lucu, namun seringkali berlebihan. Saya tentu mencoba memposisikan diri saya
sebagai Bong-hwan, bagaimana jika itu terjadi pada diri saya. Saya tidak
mungkin, dalam fisik seorang perempuan, keluar istana untuk bermain dengan para
wanita penghibur karena jika sampai ketahuan risikonya terlalu besar. Akhirnya
bukannya lucu, drama ini malah menghawatirkan. Mau bagaimanapun juga, Bong-hwan
sudah menjadi perempuan dan semestinya bisa bertingkah yang layak—mengingat
posisinya. Apalagi, jiwa So-yong juga masih ada di dalam tubuhnya. Saya juga
tidak menyukai unsur-unsur homo-erotis yang ditampilkan dalam drama ini—terlebih
mengingat situasi pos-modern saat artikel ini ditulis yang mana segala sesuatu
selalu dikaitkan dengan seksualitas jadi bukannya lucu malah mengesalkan. Saya
berpikir sudah saatnya kita mengembalikan hubungan wajar antar dua lelaki dan
dua perempuan sebagai sahabat atau saudara tanpa ada kode-kode yang mengarah ke
ketertarikan sesama jenis. Antar lelaki di masa lalu ada istilah Kamerad,
persaudaraan yang kuat—tapi bukan berarti harus saling menyuapi roti seperti
pasangan kekasih.
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
02 Awards
Sampai
artikel ini dirilis, belum ada penghargaan yang penting untuk disebutkan.
03 Financial
Dilihat
dari tingginya rating penonton, drama ini kemungkinan besar sukses secara
finansial.
04 Critics
Mayoritas
kritikus memberikan tanggapan positif untuk drama ini
05 Longevity
[Pending—karya
masih berusia di bawah 10 tahun]
(C)2020/JTBC/all ights reserved. |
Final Score
Skor
Asli : 7
Skor
Tambahan : -
Skor
Akhir : 7/10
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Spesifikasi DVD, kunjungi profil instagram @skywalkerhunter95
***
Edisi Review Singkat
Edisi ini berisi penilaian film menggunakan pakem/standar
penilaian Skywalker Hunter Scoring System yang diformulasikan sedemikian rupa
untuk menilai sebuah karya film ataupun serial televisi. Karena menggunakan
standar yang baku, edisi review Skywalker akan jauh lebih pendek dari review
Nabil Bakri yang lainnya dan akan lebih objektif.