Fantasia
(1940)
poster asli |
LEGACY 1
oleh NABIL BAKRI referensi utama: Fantasia (film), dokumenter di balik layar pembuatan Fantasia(Home Video Platinum Edition), Wikipedia, dan laman resmi Disney
SEMUA GAMBAR ADALAH MILIK DISNEY/ALL PICTURES BELONG TO DISNEY
Fantasia adalah film animasi Disney yang diproduksi oleh Walt Disney dan dirilis oleh Walt Disney Production. Sutradara ceritanya adalah Joe Grant dan Dick Huemer, sementara penyelia produksinya adalah Ben Sharpsteen. Film ini adalah yang ke tiga dalam jajaran film animasi klasik layar lebar Disney. Film ini berisi delapan segmen, disajikan dalam bagian-bagian musik klasik yang menampilkan Leopold Stokowski sebagai konduktor; tujuh dari musik klasik tersebut dimainkan oleh Philadelphia Orchestra. Kritikus film sekaligus komposer Deems Taylor berperan sebagai pembawa acara, yang memperkenalkan tiap-tiap segmen dalam adegan live-action.
Disney juga menyertakan penyelesaian dari The Sorcerer’s Apprentice, yang menjadi tanda ‘kembali’-nya Mickey Mouse yang popularitasnya sedang menurun. Maka diputuskanlah Mickey Mouse hadir dalam film ini untuk bersanding dengan segmen-segmen klasik lainnya. Soundtracknya direkam menggunakan multiple audio channels dan direproduksi dengan Fantasound, sebuah pionir sistem reproduksi suara yang menjadikan Fantasia sebagai film komersial pertama yang dipertontonkan dalam stereophonic sound.
Fantasia pertama kali dirilis di theatrical roadshow engagements yang diadakan di 13 kota di Amerika mulai dari 13 November 1940. Film ini menerima beragam tanggapan, dan tidak mampu menghasilkan laba. Selain dikarenakan Perang Dunia II yang mengakibatkan terpotongnya keuntungan dari pasaran Eropa, film ini juga membutuhkan biaya yang tinggi dan mahalnya menyewa bioskop dan menata peralatan Fantasound untuk pertunjukan ‘keliling’. Para penonton yang merasa bahwa Disney secara tiba-tiba telah kehilangan ‘sentuhannya’, lebih memilih film standar Disney lainnya. Film ini sudah berkali-kali dirilis ulang dengan suara yang telah dihapus, dimodifikasi, atau direstorasi untuk masing-masing versi. Sampai tahun 2012, Fantasia sudah menghasilkan $7.6 juta dalam penghasilan domestik. Kemenakan Walt Disney, Roy E. Disney, menjadi co-produser dari sebuah sekuel di tahun 1999 berjudul Fantasia 2000.
Alur Cerita (Dalam Fantasia, sering disebut Program)
Fantasia berisi segmen-segmen sebagai berikut:
Fantasia dibuka dengan live action (nyata, bukan animasi) dari adegan berkumpulnya para pemusik sambil membunyi-bunyikan instrumen mereka. Pembawa acara, Deems Taylor, naik panggung dan membuka program.
1. Toccata and Fugue dalam D Minor ciptaan Johann Sebastian Bach: Merupakan adegan live action orkestra, menggambarkan nuansa abstrak; warna-warna tak beraturan, garis-garis, bayangan, dan lain-lain. Garis-garis animasi dan bentuk awan merefleksikan suara dan ritme musik.
Para Peri dalam segmen Nutcracker Suite |
2. Nutcracker Suite ciptaan Pyotr Ilyich Tchaikovsky: Dalam segmen ini, musik Tchaikovsky menandakan pergantian musim dari musim panas ke musim gugur, kemudian musim dingin. Beragam tarian dipresentasikan oleh para peri, ikan, bunga, jamur, dan dedaunan, termasuk ‘Dance of the Sugar Plum Fairy’, ‘Chinese Dance’, Dance of the Flutes’, ‘Arabian Dance’, ‘Russian Dance’, dan ‘Waltz of the Flowers’.
Mickey menjadi murid penyihir Yen-Sid |
3. The Sorcerer’s Apprentice ciptaan Paul Dukas: Kisah dari segmen ini didasari pada sebuah puisi Goethe tahun 1797 berjudul Der Zauberlehring. Mengisahkan tentang Mickey Mouse, yang merupakan murid dari seorang penyihir hebat Yen Sid, menggunakan sihir dari gurunya untuk memudahkan tugasnya, namun semua jadi kacau karena ia tidak bisa mengontrol sihir tersebut.
4. Rite of Spring ciptaan Igor Stravinsky: Pada segmen ini, diceritakan mengenai asal mula pembentukan muka bumi. Kemudian, setelah bumi terbentuk, muncullah binatang-binatang yang kemudian menjadi dinosaurus. Dalam segmen ini juga dikisahkan pertarungan antara seekor T-Rex dengan Stegosaurus. Segmen ini juga menggambarkan saat-saat bencana melanda dan menyebabkan kepunahan para dinosaurus.
5. Meet the Soundtrack (Temuilah Si Soundtrack): Sebuah garis putih berubah-ubah dengan meliuk-liuk, melebar, bergetar, dan sebagainya, untuk menunjukkan bagaimana nada menjadi lebih tinggi atau rendah.
6. The Pastoral Symphony ciptaan Ludwig Van Beethoven: Sebuah pedesaan mistis tentang Yunani Kuno, di dalamnya terdapat pegasus, faun, centaur, cupid, serta para dewa mitologi Yunani. Musik mengalun disertai keindahan kuda pegasus terbang dan mendarat di air hingga saat dewa mendatangkan hujan dan ‘menjatuhkan’ petir.
7. Dance of the Hours ciptaan Amilcare Ponchielli: Sebuah balet lucu tentang Madame Upanova dan para burung unta lainnya menari balet di pagi hari. Di siang hari, Hyacinth Hippo dan para kuda nil lainnya menari balet hingga di sore hari muncul Elephancie dan gajah-gajah peniup gelembung lainnya. Puncaknya adalah di malam hari saat kedatangan Ben Ali Gator dan gerombolannya. Pada akhirnya seluruh binatang menari bersama dan istana mereka runtuh.
iblis Chernabog menguasai para setan dan arwah gentayangan |
8. Night on Bald Mountain ciptaan Modest Mussorgsky dan Ave Maria ciptaan Franz Schubert: Di tengah malam, iblis Chernabog memanggil roh-roh jahat dari kuburan mereka. Mereka menari-nari di udara hingga terdengar dentingan lonceng Angelus, saat malam mulai berganti fajar. Sebuah senandung terdengar menyanyikan Ave Maria sembari para pendeta berbaris dengan pakaian putih menuju Katedral.
Permulaan
Disney tahun 1940, setelah sukses dengan Snow White |
Di tahun 1936, Walt Disney merasa bahwa tokoh bintang studio Disney, Mickey Mouse, perlu didorong popularitasnya. Dia memutuskan untuk memfilmkan Mickey dalam The Sorcerer’s Apprentice, sebuah kartun pendek berdasarkan sebuah puisi karya Johann Wolfgang von Goethe dengan orkestra oleh Paul Dukas. Konsep untuk memadukan animasi dengan musik klasik pernah digunakan di awal 1928 dalam seri kartun Disney, Silly Symphonies, tapi ia ingin jauh melampaui candaan-candaan biasa, dan memproduksi animasi pendek yang ‘mengeluarkan fantasi, aksi yang dikendalikan oleh musik klasik dan memiliki pesona untuk ketakjuban fantasi’. Setelah menerima hak untuk menggunakan musik di akhir Juli 1937, Disney berpikir untuk menggunakan konduktor ternama. Dia kemudian menemui Leopold Stokowski, konduktor Philadelphia Orchestra sejak 1912, di restoran Chasen’s di Hollywood, dan membicarakan tentang rencananya mengenai film animasi pendek. Stokowski kemudian mengatakan kembali bahwa ia menyukai musik, sangat gembira untuk berkolaborasi dalam proyek ini, dan menawarkan untuk menjadi konduktor untuk film ini tanpa harus dibayar.
Mengikuti pertemuan mereka, wakil Disney di New York menemui Stokowski di kereta dan dalam tulisannya kepada Disney, dia melaporkan bahwa Stokowski benar-benar serius akan tawarannya menjadi konduktor tanpa dibayar. Dia punya beberapa ide yang sangat menarik terhadap pewarnaan instrumental, yang akan sempurna untuk sebuah media animasi. Dalam renspons kegembiraannya yang bertanggal 26 Oktober 1937, Disney menulis bahwa ia merasa ‘semua bergumul di sekitar gagasan Stokowski untuk ikut bergabung bersama kita...kelompok Stokowski dan musiknya, bersama dengan medium terbaik kita, akan menjadi arti kesuksesan dan akan menuntun pada gaya baru penampilan film’. Dia sudah mulai mengerjakan sebuah outline cerita, dan berharap untuk menggunakan para animator terbaik dalam film pendek tersebut. The Sorcerer’s Apprentice dipromosikan sebagai segmen yang spesial dan unik, di luar seri kartun Mickey Mouse.
Leopold Sokowski |
Sebuah persetujuan ditandatangani oleh Disney dan Stokowski pada 16 Desember 1937, mengizinkan sang konduktor untuk memilih dan mempekerjakan seluruh orkestra untuk rekaman. Disney menyewa sebuah panggung di Studio Culver di California untuk sesi ini, yang dimulai tengah malam 9 Januari 1938, dan berlangsung selama tiga jam menggunakan delapan puluh lima musisi Hollywood. Sebagaimana biaya produksi The Sorcerer’s Apprentice meningkat hingga $125,000, semakin jelas bagi Disney dan saudaranya, Roy, yang mengatur keuangan studio, bahwa film pendek ini takkan menghasilkan sebanyak itu. Roy ingin saudaranya menjaga agar biaya film pendek ini seminimal mungkin. Dia berkata, “Karena ini sangat bersifat ‘coba-coba’ dan tidak bisa diprediksi, kami tidak tahu apa yang bisa diharapkan dari produksi ini.” Ben Sharpsteen mencatat bahwa biaya film pendek ini tiga sampai empat kali lipat biaya Silly Symphony biasa, tapi Disney melihatnya sebagai kesempatan. Ini adalah kelahiran dari sebuah konsep baru, sejumlah program berbeda tapi disatukan dalam sebuah pertunjukan. Ini akan menjadi sebuah konser, sesuatu yang berkualitas tiggi.
Gagasan untuk memproduksi sebuah film panjang baru muncul Februari 1938. Pada bulan Agustus, Disney meminta Stokowski datang ke studio untuk memilih materi untuk film yang baru, yang berjudul The Concert Feature. Keduanya kemudian berpikir untuk menyajikan film dengan pembawa acara untuk memperkenalkan tiap-tiap program. Keduanya telah mendengar komposer dan kritikus musik, Deems Taylor, memberikan komentar selama siaran radio di New York Philharmonic, dan setuju bahwa ia adalah yang paling sesuai mengisi tempat sebagai pembawa acara. Disney menghubungi Taylor tentang peran tersebut, tapi kemudian pekerjaan untuk menyelesaikan Pinocchio dan Bambi, serta pengembangan Studio Burbank-nya yang baru membuatnya terlalu sibuk untuk membuat animasi lainnya. Dalam perubahan rencana, Taylor diminta mengisi peran dalam sebuah panggilan pada tanggal 3 September 1938 dan sesegera mungkin pergi menuju studio.
Pengembangan
Taylor tiba di studio sehari setelah serangkaian pertemuan dimulai untuk memilih segmen-segmen musikal untuk film The Concert Feature. Disney mengumpulkan penulis cerita Joe Grant dan Dick Huemer beserta Stokowski, Taylor, dan kepala dari berbagai departemen di studio, memulai seleksi untuk program film, serta mendiskusikan ide mereka. Setiap pertemuan direkam dan seluruh partisipan diberi masing-masing satu kopi untuk diulas kembali, untuk kemudian diputar kembali di pertemuan berikutnya. Disney tidak banyak berkontribusi di tahap awal diskusi, dia merasa bahwa pengetahuannya tentang musik tidak begitu baik. Dalam sebuah pertemuan, ia membicarakan tentang sebuah segmen di mana mereka harus membuat sesuatu dengan tema prasejarah dengan binatang-binatang purba. Kelompok tersebut memilih untuk menggunakan The Firebird ciptaan Igor Stravinsky, tapi Taylor menyarankan menggunakan La Sacre du printemps-nya yang mana sesuai untuk segmen tersebut. Kemudian jawaban Disney setelah mendengarkan rekaman musik tersebut, “Ini luar biasa! Musiknya akan sangat cocok untuk adegan hewan-hewan prasejarah. Akan ada suatu hal yang menakjubkan dari dinosaurus, kadal terbang, dan monster prasejarah. Pasti akan sangat indah di latar (setting).”
Banyak pilihan yang dihapus sejalan dengan berjalannya perbincangan, termasuk Moto Perpetuo ciptaan Niccolò Paganini. Rencana lainnya yang dihapus adalah Prelude dalam G Minor dan Troika ciptaan Sergei Rachmaninoff. Pada 29 September 1938, sekitar enam puluh seniman Disney berkumpul dalam sebuah konser piano selama dua setengah jam sementara ia menyajikan komentar tentang film musikal terbaru ini. Versi kasar The Sorcerer’s Apprentice juga menunjukkan bahwa, menurut salah satu hadirin, mendapatkan tepuk tangan dan sambutan gembira hingga ‘tangan mereka merah’. Bagian terakhir dipilih keesokan harinya, yang menambahkan Toccata and Fugue dalam D Minor, Cydalise et le Chèvre-pied ciptaan Gabriel Pierné, The Nutcracker Suite, Night on Bald Mountain, Ave Maria, Dance of the Hours, Clair de Lune oleh Claude Debussy, The Rite of Spring dan The Sorcerer's Apprentice. Disney telah mulai mengerjakan detil untuk segmen-segmen tersebut, da menunjukkan antusiasme yang lebih besar sementara produksi Pinocchio dimulai.
Clair de Lune kemudian dihapus dari program Fantasia, tapi Disney dan para penulisnya menemukan permasalahan dalam adegan pembukaan kisah mitologi, ‘Masuknya para Faun Kecil’. Pada 5 Januari 1939, karena mencari musik yang lebih sesuai dengan tema mitologi ini, musik untuk bagian tersebut diganti dengan simponi ke enam Beethoven. Stokowski tidak setuju dengan pilihan ini, dan merasa yakin bahwa ide Walt Disney tentang mitologi tidak pas dengan makna musik ini. Dia juga memikirkan bagaimana reaksi atau tanggapan dari para penggemar musik klasik yang akan mengkritik Disney yang melenceng terlalu jauh dari makna komposisinya. Taylor, di lain pihak, menyetujui perubahan ini.
Film baru ini berlanjut dan dikenal dengan nama The Concert Feature atau Musical Feature sampai akhir November 1938. Hal Horne dari RKO Radio Pictures, meminta judul yang berbeda, dan memberi saran untuk menggantinya menjadi Filmharmonic Concert. Stuart Buchanan kemudian mengadakan kontes di studio untuk sebuah judul dan memperoleh hampir 1800 saran. Akan tetapi, judul yang masih dikunci dan disenangi oleh para penyelia film tersebut adalah judul Fantasia. Horn mengatakan, “Ini bukan cuma soal kata Fantasia itu sendiri, tapi soal arti yang kami pahami dari kata tersebut.” Dari awal pengembangannya, Disney memberikan pengaruh penting dalam musik di Fantasia, dan kemudian membandingkan dengan film-filmnya yang terdahulu. “Biasanya, musik selalu mengikuti aksi. Tapi dalam Fantasia, kami ‘memfilmkan’ musik, bukan musik yang disesuaikan dengan ceritanya,” ungkap Walt.
Desain dan Animasi
proses shooting Fantasia |
Pembuatan The Sorcerer’s Apprentice dimulai 21 Januari 1938 ketika James Algar, sutradara dari segmen tersebut, meminta animator Preston Blair untuk mengerjakan adegan saat Mickey Mouse terbangun dari mimpinya. Masing-masing dari 700 anggota staf di kala itu, menerima sinopsis dari cerita Gothe, dan diminta untuk mengisi dua puluh pertanyaan yang dijawab dengan ide-ide mereka mengenai tindakan apa yang mungkin terjadi dlam segmen itu. Seniman layout Tom Codrick menciptakan apa yang menurut Dick Huemer sangat brilian dari sketsa storyboard awal yang menampilkan penggunaan warna dan pencahayaan yang lebih tegas daripada film-film pendek Disney sebelumnya. Mickey telah dirancang ulang oleh animator Fred Moore. Sebagian besar segmen direkam dalam rekam asli (live-action/nyata), termasuk adegan di mana seorang atlet UCLA diminta untuk berlari dan melompat di salah satu panggung suara studio dengan barel, yang digunakan untuk referensi untuk menganimasikan adegan ketika Mickey melintasi air.
Disney telah tertarik memproduksi animasi abstrak sejak ia melihat A Color Box (Sebuah Kotak Warna) oleh Len Lye tahun 1935. Dia menjelaskan bahwa kerja yang dilakukan dalam Toccata and Fugue adalah , “ Tidak ada ide yang tiba-tiba... mereka adalah sesuatu yang telah kita pikirkan beberapa tahun tapi kami tidak pernah punya kesempatan untuk mencoba”. Pada akhir 1938 Disney menyewa Oskar Fischinger, seorang seniman Jerman yang telah menghasilkan banyak film animasi abstrak, termasuk beberapa dengan musik klasik, untuk bekerja dengan animator efek, Cy Young. Setelah meninjau tiga gulungan leica (leica reels) yang diproduksi oleh mereka berdua, Disney menolak ketiga-tiganya. Penuturan Huemer adalah semua karya Fishinger itu terlalu mungil, sebagaimana dikatakan oleh Walt. Fischinger, seperti Disney, seharusnya memiliki kendali penuh atas karya-karyanya dan tidak cocok bekerja dalam satu kelompok. Merasa desainnya terlalu ‘abstrak’ untuk penonton secara umum, Fishinger meninggalkan studio dengan kekecewaan yang tampak jelas, sebelum segmen terselesaikan, pada Oktober 1939.
Dalam The Nutcracker Suite, animator Art Babbitt dikatakan telah mengkreditkan The Three Stooges sebagai panduan untuk menganimasikan jamur-jamur yang menari dalam rutinitas Tarian Cina (Chinese Dance). Dia menggambar dengan komposisi musik yang ditempelkan ke mejanya sehingga dia bisa menghubungkan aksi dengan melodi. Studio memfilmkan penari profesional, Joyce Coles dan Marjorie Belcher mengenakan rok balet yang menggambarkan bentuk bunga yang duduk di atas air untuk Dance of the Flutes. Seorang penari Arab juga dibawa untuk mempelajari gerakan ikan mas dalam Tarian Arab (Arab Dance).
Stegosaurus melawan T-Rex dalam The Rite of Spring |
Sebuah konsep awal untuk The Rite of Spring adalah untuk memperluas cerita dengan zaman di mana mamalia dan manusia muncul untuk pertama kalinya dan penemuan api serta kemenangan manusia. John Hubley, penyelia artistik dalam segmen ini, menjelaskan bahwa Disney kemudian meminta untuk menghindari kontroversi penciptaan makhluk hidup. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah planet, studio menerima bimbingan dari Roy Chapman Andrews, direktur American Museum of Natural History (Museum Sejarah Alam Amerika), ahli biologi Inggris, Julian Huxley, ahli paleontologi Barnum Brown, dan astronom Edwin Hubble. Para animator mempelajari komet dan nebula di Mount Wilson Observatory, dan mengamati kawanan iguana dan bayi aligator yang dibawa ke studio.
Untuk inspirasi dalam Dance of the Hours, animator mempelajari pemain balet sungguhan termasuk Marge Champion dan Irina Baronova. Animator John Hench ditugaskan untuk bekerja pada segmen ini, namun menolak karena ia hanya tahu sedikit tentang balet. Disney kemudian memberikan tiket pada Hench ke Russe de Ballet Monte Carlo dengan akses ke belakang panggung sehingga ia bisa belajar lebih banyak tentang balet dari pengamatan di balik panggung. Béla Lugosi, yang paling dikenal untuk perannya dalam Dracula, dibawa untuk menyediakan referensi pose untuk Chernabog. Sebagai animator, Bill Tytla tidak menyukai hasilnya. Ia menggunakan kolega, Wilfred Jackson untuk berpose telanjang dada yang memberinya gambaran yang ia butuhkan. Bahkan ada ide untuk menyebarkan bau-bauan di seluruh studio selama produksi Fantasia, termasuk bau dupa selama adegan akhir dengan lagu Ave Maria.
Lebih dari seribu orang seniman dan teknisi yang digunakan dalam pembuatan Fantasia, yang menampilkan lebih dari 500 karakter. Setiap segmen dibuat agar harmonis antara sebelum dan sesudah.
Soundtrack
Rekaman
artwork designed by DISNEY |
Disney ingin bereksperimen dalam rekaman suara yang lebih canggih dan teknik reproduksi untuk Fantasia. "Musik yang muncul hanya dari satu speaker di belakang layar terdengar tidak bagus. Kami ingin mereproduksi karya yang indah sehingga penonton akan merasa seolah-olah mereka berdiri di podium dengan Stokowski". Untuk merekam The Sorcerer’s Apprentice pada bulan Januari 1938, insinyur di Disney berkolaborasi dengan RCA Corporation untuk menggunakan saluran audio yang memungkinkan untuk tercapainya setiap keseimbangan dinamis yang diinginkan pada pemutaran. Panggung telah diubah secara akustik dengan partisi kayu lapis ganda setengah lingkaran yang memisahkan orkestra menjadi lima bagian untuk meningkatkan gema.
Pada tanggal 18 Januari 1939, Stokowski menandatangani kontrak delapan belas bulan dengan Disney untuk mejadi konduktor adegan-adegan yang tersisa dengan Philadelphia Orchestra. Rekaman dimulai pada bulan April dan berlangsung selama tujuh minggu di Akademi Musik (Academy of Music), rumah orkestra yang dipilih karena akustiknya yang bagus. Pada sesi rekaman, tiga puluh tiga mikrofon ditempatkan di sekitar orkestra, yang menangkap musik ke dalam delapan mesin rekaman suara optik yang ditempatkan di ruang bawah tanah gedung ini. Masing-masing mewakili saluran audio yang difokuskan pada bagian yang berbeda dari instrumen: cello dan bass, biola, biola alto, dan lainnya. Saluran ketujuh adalah kombinasi dari enam saluran pertama sementara yang ke delapan memberikan suara secara keseluruhan orkestra.
Tanggapan
perilisan Fantasia di Rio DeJaneiro dari majalah LIFE (picture belongs to the LIFE Magazine) |
Di antara mereka yang hadir dalam pemutaran perdana film itu adalah kritikus film Bosley Crowther dari The New York Times, yang mencatat bahwa, “Sejarah telah tercipta tadi malam. Fantasia menghadirkan formula konvensional dan mengungkapkan lingkup film untuk tamasya imajinatif. Fantasia, pokoknya mengesankan!” Peyton Boswell, seorang editor di Art Digest, menyebutkan, “Pengalaman estetik yang tidak akan dilupakan!" majalah Time menggambarkan penayangan perdana sebagai, “Suatu hal yang asing dan lebih indah daripada apapun yang pernah ada di Hollywood dan pengalaman Fantasound membuat penonton seolah-olah berada di tengah-tengah musik!” Majalah Dance mengatakan bahwa, “Hal yang paling luar biasa tentang Fantasia adalah, untuk seorang penari, bukan dari rekaman musik yang ajaib, berbagai warna, atau integritas menakjubkan dari kolaborator Disney, tapi cukup hanya dari kesempurnaan tariannya.” Variety juga memuji Fantasia, menyebutnya sebagai, “Sebuah eksperimen yang sukses untuk mengangkat hubungan dari bidang populer dan hiburan massa ke strata yang lebih tinggi sehingga menarik bagi pecinta musik klasik.”
Mereka yang berpandangan negatif pada saat film itu rilis, sebagian besar adalah kritikus musik yang menolak gagasan menyajikan musik klasik dengan gambar visual, dengan alasan bahwa melakukan hal itu akan mencuri potongan musikal dari integritas mereka. Komposer sekaligus kritikus musik Virgil Thomson memuji Fantasound yang menurutnya adalah ‘transmisi yang baik dari musik’, tetapi tidak menyukai ‘selera musik’ dari Stokowski, dengan pengecualian untuk The Sorcerer’s Apprentice dan The Rite of Spring. Beberapa orangtua menolak membayar roadshow dengan harga lebih tinggi, dan beberapa mengeluh bahwa ‘malam’ pada segmen Bald Mountain telah membuat anak mereka ketakutan.
Dorothy Thompson dari Encyclopedia Britannica (photo belongs to Encyclopedia Britannica) |
Ada juga beberapa reaksi negatif yang lebih bersifat politis, terutama karena perilisan film ini terjadi pada saat Nazi Jerman sangat berkuasa di Eropa. Satu ulasan ditulis oleh Dorothy Thompson untuk The Herald Tribune New York pada tanggal 25 November 1940, menyebutkan bahwa film ini kejam. Thompson menyatakan bahwa ia ‘meninggalkan teater dalam kondisi gugup dan sangat tegang’ karena film ini adalah ‘mimpi buruk yang luar biasa’. Thompson melanjutkan untuk membandingkan film dengan merajalelanya Nazisme: ‘penyalahgunaan kekuasaan’ dan ‘pengkhianatan menyimpang dari kebaikan’. Thompson juga mengklaim bahwa alam dalam film ini digambarkan sebagai kapal Titanic, di mana orang-orang tanpa daya melawan waktu. Dia menyimpulkan bahwa film ini ‘kejam’ dan ‘brutal’. Bahkan, Thompson mengaku bahwa dia begitu putus asa oleh film ini dan dia bahkan berjalan keluar dari teater sebelum dia melihat dua segmen terakhir, Nigt at Bald Mountain dan Ave Maria, karena dia tidak mau lagi menjadi sasaran kebrutalan film ini.
Fantasia memegang posisi rating memuaskan di Rotten Tomatoes, sebuah situs web yang mengumpulkan ulasan film. Konsensus-nya menyebutkan ‘Sebuah mahakarya dalam animasi dan pengaruh yang besar pada media music video (video/rekaman musik). Disney Fantasia adalah campuran tanpa henti penemuan klasik dengan gambar yang amat sangat mengesankan’. 98% dari kritikus memberikan ulasan positif berdasarkan sampel dari 48 ulasan, dengan rating rata-rata 8,6 dari 10. Roger Ebert dari Chicago Sun-Times memberi empat bintang dari empat bintang itu sendiri untuk Fantasia.
Keterangan juga telah dibuat bahwa Fantasia bukanlah film anak-anak. Pelaporan pada situs budaya populer Pulse dan di surat kabar The Eagle, Robert Saucedo mengatakan bahwa dirinya ingat bahwa, “Saya bukan satu-satunya yang harus duduk melihat film sebagai seorang anak yang gelisah di kursi, sementara film ini memberikan gambar abstrak setelah gambar abstrak.” Ia akhirnya menyimpulkan bahwa Fantasia adalah film untuk orang dewasa dan anak-anak yang kutu buku.
DVD dan Blu-ray Special Edition: